Category Archives: From Fans

Selamat hari Raya

Kejutan Dari Kobe ; Akhir Dari Perjalanan yang Indah (3-Habis)

Cerita dari Christopher Tanuwidjaja di “Kobe Manila Tour”

Selesai dari Nike Fort (retail/toko terbaik Nike di Manila), rombongan kami di bawa ke Araneta Coliseum, lapangan basket Legendaris di Manila untuk menyaksikan Basketball Clinic dengan Kobe Bryant.  Setibanya di Araneta Coliseum, kami dikejutkan betapa antusiasnya masyarakat Manila untuk menyaksikan Kobe hanya memberikan Clinic (tidak bermain).  Ribuan orang mengantri di luar, bahkan jauh lebih banyak dari fans yang muncul di Nike Fort.

Histeria penonton sangat luar biasa saat menyaksikan Kobe muncul di lapangan dengan entrance yang disertai oleh entertainment yang sangat glamor.  Setelah interview singkat, Kobe-pun duduk di pinggir lapangan untuk menyaksikan pertandingan singkat 10 menit antara UAAP All Star ( Tim Pemain Pilihan dari Liga Mahasiswa tertinggi di Filipina ) melawan Smart Gilas Pilipinas ( Tim Nasional Filipina yang sedang dipersiapkan untuk masuk ke Olimpiade ).  Pertandingan pun berlangsung timpang, dan diakhiri dengan kemenangan 33 – 24 untuk Smart Gilas Pilipinas.

Kobe berdiri dari bangkunya, membisikan sesuatu ke MC lalu dia jalan ke arah bench UAAP All Star.  MC-pun berteriak seraya tidak percaya mengatakan Kobe meminta untuk ada tambahan waktu 8 menit di Pertandingan, dan Kobe membatalkan sesi Basketball Clinic untuk ikut bermain membela UAAP All Star.  Terkejut dan gembira melihat kejadian itu, Pelatih UAAP All Star yang juga Pelatih Tim FEU meminta seorang pemainnya melepas Jersey yang dipakainya untuk dipakai oleh Kobe Bryant.

Kobe-pun setuju dengan ide sang Pelatih dan melepas kaos yang dipakainya untuk  mengenakan Jersey kebanggan FEU. Seluruh penonton-pun berteriak histeris, seluruh bench UAAP tidak berhenti berteriak – teriak seraya tidak percaya Kobe membela Tim mereka.

Pertandingan kembali berlangsung Tim UAAP All Star akhirnya dapat mempertipis ketinggalan di bawah pimpinan Kobe Bryant. Di sisa 20 detik pertandingan dsn UAAP hanya tertinggal 2 poin dari Smart Gilas, Kobe memberikan umpan manis ke Center Tim UAAP All Star,  sayangnya Sang Center (Greg Slaughter dengan tinggi 7’0”) tidak berhasil memasukkan Dunk-nya.  Pertandingan-pun diakhiri dengan kemenangan untuk Smart Gilas 44 – 40.

Itulah akhir perjalanan satu hari saya dengan rombongan Nike South East Asia “membuntuti” Kobe Bryant.  Sebagai fans sejati, saya bahagia sekali bisa bersalaman & ngobrol meski hanya sebentar dengan seorang Kobe.  Sampai saat ini saya belum mencuci tangan saya setelah salaman dengan Kobe hahaha…
Ini hari yang indah untuk seorang fans Kobe seperti saya  🙂

(Habis)

Kobe, Kobe, Kobe…. (2)

Cerita dari Christopher Tanuwidjaja di “Kobe Manila Tour”

Singkat cerita setelah makan siang, rombongan kami dibawa menuju satu Toko Nike terbaik di Manila, Nike Fort. Jadwalnya Kobe akan menjumpai para fans di sana.  Setibanya kami di sana area sekitar toko Nike Fort sudah penuh dengan para fans yang kabarnya beberapa sudah menunggu sejak kemarin malam.  Rombongan kami diberi tahu akan diberikan kesempatan foto bersama Kobe, tapi sekaligus satu grup besar, dan kita diberikan kesempatan untuk latihan foto sebagai satu grup supaya kita tahu posisi kita saat foto nanti. Sebagai seorang fanatik Kobe di benak saya muncul suatu ide, “Saya wajib berdiri di tengah di samping Kobe!”.

Saat rombongan kita dipanggil untuk ambil posisi, istri saya membisikkan hal yang sama seperti saya pikirkan untuk mengambil posisi di tengah.  Luar biasanya tidak ada yang keberatan dengan saya dan Sherly memilih posisi di tengah!.

Setelah latihan posisi foto selesai, kita diminta untuk keluar dari toko & menunggu kedatangan Kobe di luar toko.  Lebih dari 40 menit kepanasan di luar dan melihat para ribuan fans yang sudah mulai lesu menunggu kedatangan Kobe berjam – jam, akhirnya semangat dari anggota rombongan kita-pun mulai lesu.
Tidak lama setelah itu saya melihat beberapa mobil besar muncul di belakang toko, segera saya lari agak mendekat.

Tapi tidak terlihat Kobe sama sekali, hanya beberapa security pribadi Kobe turun dari mobil, saya mengenali mereka karena melihat mereka jalan bersama Kobe di Hotel.  Sekitar 10 menit kemudian, ada 1 mobil minibus dengan kecepatan tinggi melaju ke arah belakang toko, melihat mobil itu semua fans berteriak histeris. Secara tiba – tiba semua muka yang lesu menjadi ceria, dan hampir semua berteriak “Kobe, Kobe, Kobe…”.

Saat pintu mobil di buka, lagi – lagi kita semua tertipu tidak ada Kobe Bryant di dalam mobil itu.  Sesaat kemudian pimpinan rombongan kami, Dwayne, berteriak mengumpulkan semua anggota untuk bersiap – siap masuk kembali ke toko untuk foto sesi dengan Kobe.  Ternyata Kobe sudah ada di dalam toko Nike! Tim pengamanan Kobe sangat efektif “mengelabui” semua fans yang sudah lama menunggu dengan beberapa kamuflase kedatangan Kobe.

Akhirnya kita berbaris sesuai dengan yang sudah kita lakukan di latihan, dan menunggu Kobe yang sedang melakukan foto sesi dengan Grup sebelum kita.  Saat Kobe datang menghampiri grup kami, orang pertama yang diajak bicara oleh Kobe sayangnya bukan saya penggemar sejatinya, namun Sherly istri saya, yang selalu mengkritik Kobe dan permainannya.  Kobe menepuk bahu Sherly, seraya berkata “Thank you for coming to see me, you guys are amazing”.

Kenangan Terindah

Setelah foto sesi selesai, tidak mau kalah dari istri sendiri segera saya menyalami Kobe sambil mengatakan ke dia “I’m a Big Fan of you”. Kobe-pun menyambut dengan baik seraya mengatakan “Thank you very much, I appreciate it. I like your Shirt by the way”, sambil menunjuk ke TShirt yang saya kenakan dengan gambar Ular Black Mamba & sepatu Nike Kobe VI.  Sayang pembicaraan antara penggemar dengan idolanya itu tidak dapat berlangsung lama, karena saya segera diusir oleh Bodyguard-nya.

Kami-pun digiring untuk keluar dari toko berjalan ke arah panggung yang sudah disiapkan oleh Nike di depan toko.  Segera setelah itupun Kobe menyambut semua ribuan fans yang sudah tidak sabar menunggunya dengan muncul di panggung. Semua fans yang sudah letih itu-pun terhibur saat melihat Kobe.  Dipandu dengan dua selebriti lokal Filipina, Kobe menjelaskan tentang betapa bahagianya dia bisa kembali ke Manila untuk ketiga kalinya, dan dia juga senang bisa membantu berkontribusi ke komunitas, terutama anak – anak yang berkekurangan di Filipina.

Di panggung itu Kobe juga memanggil beberapa pemain muda Filipina yang pernah berangkat ke Amerika untuk mengikuti Kobe Basketball Academy.  Para fans-pun menantang Kobe untuk membuat Kobe Basketball Academy di Filipina, dan Kobe menjawab “Kenapa tidak?”
Saat itu saya hanya berpikir gimana caranya supaya saya bisa menjadi remaja lagi, supaya bisa ikut Kobe Basketball Academy hahahaa…

(Bersambung)

Berjumpa Dengan Idola di Manila (1)

Cerita dari Christopher Tanuwidjaja di “Kobe Manila Tour”

Sebagai seorang yang sangat mengidolakan Kobe Bryant dan tentu fans berat klub LA Lakers di NBA, Chris sapaan akrab dari Christopher Tanuwidjaja selaku Managing Patner CLS Knights Surabaya tentu memiliki hasrat yang cukup tinggi bertemu dengan sang idola. Beberapa bulan lalu, ketika menghadiri serangkaian acara NBA All-star 2011 di Los Angeles Chris bersama istri tercinta Sherly Humardani sempat menyaksikan laga NBA di Staples Center demi ingin berjumpa dengan Kobe Bryant.  Sangking sebagai fans berat, Chris bersama Sherly rela duduk di belakang bench LA Lakers demi melihat lebih dekat bagaimana sosok Kobe Bryant yang fenomenal tersebut.

Minggu lalu, pasangan ini (Christopher Tanuwidjaja dan istri) kembali mendapatkan sebuah kesempatan untuk bertemu dengan sang idola di Manila, Filipina.

Kehilangan Kesempatan Karena Kelaparan    

Saya tiba di Manila kemarin malam. Sampai setibanya rombongan kita (Nike Indonesia & Singapore) di Hotel, saya terus menanyakan ke pihak Nike apakah Kobe tinggal di Hotel yg sama dengan kita ?!.  Tidak ada jawaban yang pasti dari pihak Nike tentang pertanyaan saya tersebut.  Saat kita sedang makan malam di sebuah lounge tertutup dalam Hotel tempat kita menginap, seseorang bernama Dwayne dari Nike South East Asia menghampiri meja kita dan menanyakan tentang perjalanan kita ke Manila. Lalu Dwayne juga memberikan informasi yang sangat mengejutkan saya, “kira – kira 20 menit lagi, Kobe akan ada di Lobby”.

Tanpa pikir panjang saya langsung meninggalkan meja makan saya & menunggu Kobe di Lobby Hotel.  Setelah kira – kira lebih dari 30 menit menunggu dan tidak ada tanda – tanda bahwa Kobe akan muncul di Lobby, saya kembali lagi ke rombongan Nike Indonesia di Lounge, karena sudah mulai berasa lapar juga.

Saat kita sedang asik bercerita tentang pesatnya perkembangan di Indonesia, Dwayne kembali datang ke meja kita, dan dia menanyakan “apa dari kalian ada yang ketemu Kobe di Lobby?, Dia baru saja naik.

“Aduh… Saya ternyata baru aja kehilangan kesempatan emas ketemu Kobe karena kelaparan!
Malam kemarin saya akhiri dengan keyakinan, kalau besok saya harus bisa ketemu & ngobrol sedikit dengan dia”.

Hari ini kita tidak ada kegiatan apapun di pagi hari. Saya dan Istri saya, Sherly Humardani  bersiap – siap di Lobby jam 11.15 karena sesuai jadwal kita akan makan siang bersama rombongan Nike South East Asia jam 12.00 siang.  Tidak mau kehilangan kesempatan apapun, saya langsung menyiapkan camera saya di atas meja saat kita duduk di Lobby.

Sambil asik berdiskusi dengan teman – teman dari Nike South East Asia, yang mana ada satu orang bercerita bahwa tadi pagi dia sempat ke Gym saat Kobe juga sedang berlatih di Gym, saya melihat secara sekilas jauh di sisi kanan saya seorang tinggi besar dengan kulit gelap jalan ke arah kita duduk.

Tanpa saya mengarahkan mata saya ke orang tersebut, saya langsung berdiri mengambil camera dari meja dan memotong pembicaraan seru kita dengan bilang “Maaf itu Kobe datang!”
Ternyata benar Kobe jalan di depan kita, bersama para Security yg dengan ketat menjaganya.
Saya langsung “menjepretkan” camera saya ke arah dia yang sempat melihat ke arah saya dan memberikan tanda “Peace” dengan mengacungkan kedua jarinya ke arah saya.
Setelah itu Kobe dan rombongannya langsung menghilang lagi naik ke kamar mereka.

(Bersambung)

Sumber Inspirasi dan Semangat (Cerita Seru)

CLS Knights ….

Nama itu emang bukan nama yang asing lagi buat aku pribadi, aku tau kalo itu tim basket di Surabaya.  Tapi Cuma sekedar itu doang sih yang aku tahu sebelum aku kenal sama kak Wijaya, karena aslinya aku bukan orang yang interest sama dunia basket, pengetahuan basket-ku nol deh. Paling cuma tau basic rulesnya basket.

Tanggal 13 oktober 2010, itu tanggal yang sakral banget buat aku, sebelum tanggal itu kebetulan banget aku lagi suntuk, banyak banget masalah sampek hopeless banget. Istilahnya uda hampir gak punya semangat hidup lagi deh, tapi semua berubah semenjak ..

Waktu itu, kebetulan ada NBL Coaching Clinic di sekolahku and katanya bakal ada pemain CLS Knights yang dateng. Karena kebetulan aku lagi pelajaran olahraga jadi aku ikutan nimbrung aja deh, meskipun gak bisa maen basket tp mungkin aja bisa refreshing dikit-dikit.  Nah, waktu itu ternyata yang dateng ke sekolahku itu kak Wijaya and kak Yayan.  Karena dari awal niatnya Cuma ikut-ikutan jadi ya agak-agak gak niat gitu deh tapi lama-lama asik banget tuh acara! Meskipun acaranya simple tapi cara kak Jay and kak Yayan bawainnya itu bener-bener bisa bikin enjoy dan yang lebih aneh lagi, entah kenapa semangatku balik. Sejak saat itu rasanya kayak singa yang udah lama tidur dibangunin lagi.

Itu semua gara-gara satu orang and kak Wijaya orangnya.  Dari awal, aku emang udah merhatiin kak Wijaya habisnya ganteng banget sih dan ternyata kak Wijaya itu friendly banget sama kita-kita.  Asik banget deh orangnya dan yang paling penting adalah kak Wijaya itu kayak nyihir aku gitu sampek-sampek waktu acara yang singkat itu aku sama temenku Mia jadi heboh and gila banget gitu deh!.

Sejak saat itu aku mulai suka CLS Knights and yang utama itu kak Wijaya, rasanya kayak punya kakak cowok deh dari dulu soalnya aku pengen banget punya kakak cowok, tapi gak kesampe’an soalnya aku anak pertama.  Nah dari situ, aku mulai deh cari-cari info tentang kak Wijaya and CLS Knights, aku mulai liat pertandinganya mereka meskipun gak banyak sih and dari situ aku jadi gila basket.

Buat aku CLS and kak Wijaya itu pembangkit semangatku deh, tiap kali denger ada yang nyebut nama CLS atau kak Wijaya aku pasti langsung heboh and rasanya jadi semangat lagi kayak punya radar gitu deh, apalagi kalo kak Wijaya bales mentionku wahh rasanya terbang ke langit ke tujuh #Lebay heheh.  Temen-temen sekelasku aja sampek bosen liat aku triak-triak kegirangan setiap kali ngomongin CLS Knights. Terus mention-mention dari kak Wijaya aku print screen and aku save di hard diskku, jadi aku bisa inget terus sama mention-mention itu emang sih rada freak kliatannya, tapi udah kecanduan sih.

Intinya, kak Wijaya itu dan tentu saja CLS Knights sumber inspirasi and semangatku.  Buatku nilai plus dari CLS itu, CLS merhatiin and ngehargain fans banget.  Kakak-kakak CLSnya sendiri juga friendly and nice banget. Wuahh!! Tambah cinta deh sama CLS!!

Aku pengen banget gabung sama Knightsociety tapi sampek sekarang masih belum sempet  selalu ada aja deh halangannya. Tapi cepet ato lambat aku pengen gabung ke knightdociety #targetPribadi

Wahh pokoknya sekarang aku kecanduan banget deh sama CLS Knights. Tim ini bener-bener ksatriaku banget deh…

(Dari : Vivin Septiani)

Terima kasih untuk Vivin yang sudah meluangkan waktunya untuk menceritakan pengalam-pengalaman-nya menjadi Fans CLS Knights dan keluarga Knights Society. Respect!!!

Kasih Sayang, Kekeluargaan, dan Berkat Melimpah ( 1 )

Sepekan Bersama Knights Society & CLS Knights (Bak-Sos, Gathering, & L.A. Lights World Challenge)

 Rangkaian acara yang panjang di tengah bulan Mei membuahkan hasil bahagia untuk kita fans-fans CLS Knights ( Knights Society), CLS Knights juara LA World Challenge!!!  Ini Pertama kali tim kesayangan kita berhasil menjadi juara di ajang kompetisi bola basket professional, setelah selama kurang lebih 30 tahun puasa gelar. 

Semua di mulai dengan awal yang baik, yaitu kegiatan sosial yang nota-bene sering di selenggarakan oleh tim kebanggaan kota Surabaya itu.  Pada hari Sabtu,14 Mei 2011 CLS Knights mengadakan Bakti Sosial ke Panti Asuhan Don Bosco Surabaya yang terletak di Jl. Tidar.  Tapi tak hanya tim dan manajemen saja, tim panpel juga mengajak 10 anggota Knights Society untuk turut berpartisipasi dalam acara Bakti Sosial.

Sepuluh  anggota Knights Society yang di pilih dan di ikut sertakan dalam kegiatan Bak-Sos ini di temukan dengan sistem pemilihan lewat kuis di media twitter .   10 orang rekan-rekan Knights Society yang beruntung adalah Kevin, Rina, Fenny, Mutia, Vincent, Ahada Amilia, Haqqyana, Karlina, Chika, dan Rony.  Acara dimulai dari saat berkumpul di GOR Kertajaya untuk mendapatkan sedikit pengarahan dari Christopher Tanuwidjaja (Managing Partner-selaku koordinator acara).  Dari pihak pemain CLS Knights, turut berpartisipasi adalah pemain asing di ajang L.A. Lights World Challenge 2011 yakni Chris Commons serta idola para fans-fans kaum hawa, Wijaya Saputra.

Setelah itu, berangkatlah seluruh peserta menuju ke Panti Asuhan, dimana 10 Knights Society  yg beruntung itu bergabung dalam 1 mobil yang disupiri oleh Andre Yuwadi (Physical Trainer) dan dinavigasi oleh kak Wijaya Saputra menggunakan Elf(Mobil besar Milik CLS Knights), yang biasanya dipakai antar jemput pemain CLS Knights.  Sesampainya di lokasi panti asuhan, setelah menyapa dan berkenalan sejenak dengan pengurus panti, dan bermain  dengan anak-anak di panti asuhan Don Bosco yang berjumlah sekitar 103 anak-anak yang sangat menggemaskan sekali : di mulailah acara bakti social itu.

Rangkaian acara yg dilalui meliputi sambutan dari Manajemen CLS Knights ; sambutan dari pengurus panti ; berbagi cerita dan penyemangat dari kak Wijaya Saputra dan Chris Commons ; pemberian bantuan secara simbolis oleh perwakilan dari Knights Society;  pemberian sertifikat penghargaan dari panti asuhan kepada Chris Commons; lalu di tutup dengan acara foto bersama.

Beberapa hal yg bisa dikutip dari acara tersebut adalah saat Wijaya dan Commons menceritakan pengalaman perjalanan hidup mereka.  Wijaya menguatkan hati anak-anak di panti dengan mengatakan, “Ketika saya kecil, saya sama seperti kalian semua, suka bermain dan nakal.Tapi itu tidak menutup diri saya untuk mengejar impian sampai seperti sekarang.  Semua di mulai dari impian.  Mulailah impian dari kecil, kejarlah cita-cita kalian dari kecil.Kalian pasti bisa meraihnya.”

Sedangkan Chris Commons yang sangat terharu saat acara itu menyemangati, “Dalam mengapai cita-cita, jangan pernah biarkan orang lain mengatakan tidak bisa.  Kejar cita-cita kalian dan berusahalah.”

Inti dari acara Bak-Sos ini adalah kasih sayang terhadap sesama, yang di tuangkan lewat kepedulian, perhatian, support, dsb.  Bagaimana kita mengimplementasikan kasih sayang terhadap anak-anak dipanti asuhan, yang belum tentu mendapatkan kesempatan yang sama seperti kita.  Anak-anak di panti asuhan tersebut harus menerima kenyataan,mereka harus hidup jauh dari orang-tua mereka, mereka harus belajar mandiri dari kecil, tapi itu semua tidak akan menutup hati dan semangat mereka untuk terus maju dan berkembang menjadi generasi penerus bangsa.

Setelah rangkaian acara baksos selesai yang di tutup oleh rangkain berfoto bersama baik dari pihak yayasan panti asuhan Don Bosco, CLS Knights, serta Knights Society.  Kesepuluh teman-teman Knights Society mendapatkan kesempatan langka, yakni langsung menerima kartu member-Card Fans Club CLS Knights yang di bagikan langsung oleh bintang-bintang CLS Knights, Dimaz, Elia, dan Wijaya.  Kartu Member Card tersebut di lengkapi juga oleh sebuah Souvenir berupa kartu  Walpaper CLS Knights.  Sepuluh keluarga Knights Society tersebut menjadi anggota pertama yang menerima kartu member Card.

Salah satu perwakilan dari Knights Society yakni Rony Tjong, mengutarakan “ kegiatan ini sebenarnya adalah sebuah wadah untuk lebih membuka wawasan pengetahuan tentang kehidupan.  Bagaimana kita harus aktif memperhatikan keluarga-keluarga di sekeliling kita, entah itu dalam susah, sedih, atau bahkan bahagia.  Dari sini akan muncul sebuah hati yang cinta akan kasih sayang”. (Bersambung ke edisi 2…)

Ini ada Link Mengenai Detail Acara BakSos yang di Posting di Blog CLS Knights :

http://clsknightsbasketball.blogspot.com/2011/05/kejarlah-impianmu-setinggi-mungkin.html

(Abdul Jabbar/05/KCP/DR)

 

Cinta CLS Knights Karena Dimaz & Sandy (Cerita Seru)

Perkenalan diri dulu
nama : Silvi
acc facebook :  Silvi Hidayah
acc twitter :  @sisilvii

Mau cerita,  tapinya maaf kalo rada curhat….

Langsung aja deh ya, aku mau cerita sedikit tentang aku dan CLS Knights, awalnya jujur nih yaaaa : aku waktu itu mengangap cls itu agak agak sebelah mata *maap kalo rada nyakitin hati* 😦 .  Abis itu beneran ka min dari hati, apalagi waktu final CLS lawan GFB sumpah ga suka banget sama CLS waktu itu,abis cls ngalahin garuda, tapinya mainnya keren jadinya ga sebel sebel amat hehehe…

Mulai tumbuh benih-benih cinta itu waktu final CLS Knights sama Satria Muda, kan awalnya sih waktu di final CLS Knights vs Garuda Flexi udah lirik-lirik kak Dimaz sama kak Sandy gitu.  Abisnya mereka keren banget main-nya, terus kalo kak Dimaz didukung sama faktor paras nya yang tampan dan rupawan.  Apa lagi kibasan rambutnya kalo lagi main, weeewwww!!!  bikin *melting*.  Nah pas final CLS Knights vs Satria Muda aku ga tau kenapa dukungnya CLS Knights aja sambil terus melirik kak Dimaz yang unyuuu banget.  Dia itu berasa banget kapten tim dah udah gitu suka gaya gaya streetball bikin makin melting tau. *Kapten  CLS Knights adalah Agustinus Indrajaya. Read the rest of this entry

Diskusi 1 : “Kekurangan CLS Knights di Musim Lalu” (Part 3-Habis)

Terakhir, satu paket item yang menjadi perhatian khusus dari teman-teman Knights Society, mengenai Kekurangan atau kelemahan CLS Knights di musim lalu adalah Kebutuhan Big-man dengan Size yang besar, dan kemampuan Rebound saat bertahan maupun menyerang dari para pemain harus di tingkatkan.

Dua hal diatas sebenarnya saling berkaitan, karena seorang Bigman (Posisi PF dan C) pasti memiliki naluri rebound yang bagus.  Rebound merupakan senjata utama atau Kontribusi utama dari seorang Bigman bagi tim-nya.

3.  Penambahan Big-man yang Besar ; Rebound saat Bertahan maupun Menyerang

Musim lalu, CLS Knights di huni oleh beberapa Bigman tangguh seperti Agustinus Indrajaya, Elia Prana Bukit, Freddy Chen, Dwi Haryoko, dan Tony Agus.  Seluruh pemain menunjukan kemampuan mereka masing-masing, dan kontribusi yang di berikan untuk tim cukup signifikan.  Terlebih Agustinus Indrajaya yang di daulat sebagai Captain dari tim CLS Knights. Read the rest of this entry

Diskusi 1 : “Kekurangan CLS Knights di Musim Lalu” (Part 2)

Memiliki skill (teknik bermain) bagus dan di tunjang dengan fisik yang kuat tidak lah ada artinya tanpa di lengkapi dengan Mental yang tangguh.  Faktor mental menjadi sangat berarti, karena tanpa memiliki mental tangguh : kemampuan/skill yang di miliki oleh masing-masing individu tidak akan nampak/muncul.

Contohnya : Seorang Shooter, memiliki kemampuan tembakan-tembakan jarak jauh yang tajam.  Dalam sesi latihan, dia selalu menunjukan kapasitasnya sebagai seorang shooter yang tajam, berkali-kali melesatkan points dari area 3points, dsb.  Akan tetapi,  di setiap pertandingan yang di lalui kemampuan itu sama sekali tidak Nampak atau bisa di katakan.  Problem inilah yang di dasari dengan kebutuhan Mental. Read the rest of this entry

Diskusi 1 : “Kekurangan CLS Knights di Musim Lalu” (Part 1)

Pekan lalu, para rekan-rekan KnightsSociety mengadakan sebuah diskusi kecil-kecilan mengenai Penampilan CLS Knights di musim lalu (Lewat Twitter).  Tepatnya, diskusi itu membahas “Kekurangan-kekurangan yang masih menonjol dalam Kubu CLS Knights di NBL Indonesia musim 2010-2011.

Diskusi antara fans-fans itu di maksudkan untuk memberikan masukan-masukan yang notabene punya manfaat serta kegunaan untuk CLS Knights. Seluruh pendapat dari rekan-rekan KnightsSociety, setidaknya akan menjadi bahan pertimbangan bagi seluruh elemen yang ada di CLS Knights; Pelatih, pemain, maupun Manajemen (Semoga di baca..:D). Read the rest of this entry